Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Panjang


“Setiap hari sejak Jack Benny, suamiku, meninggal dunia, tukang kembang itu mengirim satu bunga mawar merah yang tangkainya panjang ke rumah…” demikian Mary mulai bertutur. “Selama beberapa minggu pertama, aku berada dalam keadaan sangat bersedih. Aku tidak pernah sadar untuk bertanya dari siapakah mawar-mawar itu.

“Aku belum sanggup mulai mengungkapkan kepedihan yang kurasakan. Kepergian Jack… perpisahan kami setelah bersama-sama dengan sempurna selama empat puluh delapan tahun. Perasaan-perasaanku diliputi kesepian yang hebat sekali, meskipun aku dikelilingi oleh para kerabat dan orang tersayang, sahabat-sahabat karib yang mencoba untuk menghiburku.

“Jack meninggal sehari sesudah Natal. Tahun Baru tahun1975 datang dan pergi tanpa kuperhatikan. Aku mendengar orang menjadi ‘mati rasa karena sedih,’ tetapi aku tidak pernah sepenuhnya memahami apa makna kata-kata tadi—sampai aku mengalaminya sendiri.

“Tentunya sudah tujuh atau delapan minggu sebelum pada akhirnya aku menanyai pembantu dari mana asalnya bunga setiap hari itu. Aku terkejut, ia tidak mengerti. Aku menelepon penjual bunga dan menanyakan kepadanya…

“Ia memberitahuku bahwa lama sebelum Jack meninggal, Jack mampir ke tokonya untuk mengirimkan sebuah karangan bunga kepada seorang sahabat. Ketika Jack telah meninggalkan tokonya, tiba-tiba ia balik kembali dan berkata, ‘David, andaikata sesuatu terjadi atas diriku, aku ingin agar kau mengirimkan setangkai bunga mawar merah setiap hari kepada bonekaku…’

“Setelah penjual bunga itu selesai, aku diam sejenak, dan air mata mulai membasahi wajahku. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya dan mengucapkan selamat berpisah.”

Berikutnya, Mary mengetahui bahwa Jack betul-betul menyediakan dana untuk bunga-bunga itu dalam surat wasiatnya. Setangkai mawar merah sempurna harus diserahkan kepada Mary setiap hari… selama sisa hidup Mary

Mary Livingstone Benny
From Chicken Soup for The Singles Soul